Whitney Houston, Sang Diva yang banyak dikagumi orang meninggal dalam usia 48 tahun. Masih terhitung sangat muda, mengingat bagaimana bakat dan pengaruhnya sampai ke pelosok dunia. Banyak yang meninggal pada usia 80 atau 90 tapi sedikit yang mengenang mereka, sedangakan Whitney Houston meninggalkan banyak sekali kenangan bagi para pendengarnya.
Musik yang indah, suara yang luar biasa memberikan inspirasi. Seperti waktu mendengar lagu “Greatest of All”, kita terinspirasi untuk kuat dan percaya diri. Atau “Miracle”, membuat kita ingat bahwa mujizat masih terjadi. Walau tidak religious, ia membawa orang lebih dekat dengan pencipta.
Manusia sadar bahwa bakat yang luar biasa adalah pemberian Tuhan. Itu adalah hadiah. Dan sebagai orang percaya kita juga tahu bahwa Tuhan memiliki tujuan untuk setiap orang. Sebenarnya, waktu Ia memberikan talenta kepada anak manusia, Ia mempunyai dua tujuan. Tujuan bagi pribadi orang tersebut dan tujuan-Nya bagi seluruh umat manusia.
Sering manusia gagal dengan tujuan pertama. Mereka tidak hidup dalam kehendak Tuhan, jatuh dalam dosa, berbuat jahat, lupa diri. Tapi talenta atau bakat yang Tuhan sudah beri tidak pernah hilang atau ditarik kembali. Karena masih ada tujuan Tuhan lainnya yang tidak mungkin gagal.
Memikirkan ini mengigatkan saya pada cerita Samson. Kekuatannya, bakatnya yang tidak ada tandingannya. Meski ia jatuh bangun dalam dosa yang akhirnya kehilangan seluruh kekuatannya, dipenjara dan menderita penghinaan yang dalam tapi kekuatannya tidak benar-benar punah. Pemberian itu tetap ada dalam dirinya. Ketika rambutnya bertumbuh, kekuatan itu kembali.
Sayang, Samson harus meninggal dengan cara yang tragis. Misi terakhirnya, misi terbesarnya. Ia pun gagal memenuhi tujuan Tuhan baginya peribadi. Gagal menikmati berkat Tuhan dalam dirinya sendiri dan keluarganya. Ia tidak mati sebagai seorang terhormat. Ia mati sebagai seorang tahanan.
Tapi rencana Tuhan yang lebih besar tidak gagal. Tuhan masih tetap bisa memakainya untuk itu. Dalam misi terakhirnya Ia membunuh musuh Israel lebih banyak dari sewaktu ia masih hidup.
Itu juga yang terjadi pada orang-orang dengan bakat dan kreatifitas yang luar biasa seperti Whitney Houston dan Michael Jakcson. Mereka membuat mata banyak orang terbuka. Suara hati mereka mengenal siapa sebenarnya pencipta mereka.
“Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya dapat Nampak kepada pikiran dan karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih” (Roma 1:20).
Memang kelemahan telah membawa mereka pada neraka di bumi. Harta dan popularitas tidak membuat mereka bahagia, justru membawa mereka terjerumus ke dalam obata-obatan. Tekanan publik, masalah yang tidak terselesaikan, emosi yang labil dan kerohanian yang lemah, adalah beberapa faktor-faktor pendukung jatuhnya mereka. Pada akhirnya, ada konsukuensi dari setiap keputusan yang mereka buat. Dalam hal ini kematian yang muda dan tidak diinginkan.
Walau sebagian besar kita tidak diberikan talenta yang luar biasa, tapi bukan berarti kita tidak punya talenta apa-apa sehingga bebas dari tanggung jawab. Hidup kita mengemban rencana Tuhan yang besar yang tidak terelakkan. Apakah kita akan mempergunakan hidup kita dengan sebaik-baiknya atau menyia-nyiakannya, suatu hari nanti di hadapan pencipta kita akan memberikan pertanggungan jawab.
Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah (Roma 14:12).
Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.” (Lukas 12:48)
Writer : Nancy Dinar